"Kalau pada akhirnya Kau akan buat saya mengakhiri hidup dengan penuh luka, kenapa kamu buat drama hidup yang tragis, menyakitkan, kenapa tidak sekalian saja kau ambil nyawa saya,
Suatu waktu aanita memarahi Tuhan karena seperti tidak senang melihat dia bahagia. Setiap sedang menikmati tak lama Allah ambil, Allah lucuti sampai tidak tersisa.
Dia ekspresikan kemarahan itu ditengah malam, diantara keheningan malam, disaat dunia seperti gelap tanpa cahaya. Dunia benar-benar seperti tidak bersahabat dan seperti jijik berteman, apalagi memeluk dirinya.
"Mau Mu apa Tuhan, ga rela apa gitu saya bahagia. Ga seneng apa gitu lihat saya senang. Jawab dong?" Kata wanita itu dengan nada penuh emosi tapi juga tak kuasa menahan kemauan Tuhan yang bertolak belakang dengan apa yang dia inginkan.
Wanita iu benar - benar seperti sedang berbicara dengan Tuhan. Sampai dia lelah kehabisan kata-kata, bibirnya mulai terkunci tak mampu merangkai kata demi kata kemarahan. "Lelah saya Tuhan mengikuti kemauanMu," gumam dia.
"Kalau pada akhirnya Kau akan buat saya mengakhiri hidup dengan penuh luka, kenapa kamu buat drama hidup yang tragis, menyakitkan, kenapa tidak sekalian saja kau ambil nyawa saya, toh nyawa ini punyaMu kan? Iya kan, begitu kan kataMu Tuhan"? Itulah kalimat klimaks yang keluar oleh wanita itu di tengah keheningan malam.
Disaat angin mulai mencubit dengan hawa dinginnya, cubitannya begitu terasa sampai ke tulang rusuk. Disaat bersamaan cahaya mulai masuk ke relung hati paling dalam, cahaya itu masuk menyelinap dibalik sel-sel.
Cahaya itu membisikan ke wanita itu dan dia pun berkata "oke, aku menyerah. Sekarang mauMu apa Tuhan? Baiklah saya mengaku kalah, tak berdaya, sekarang mauMu apa?" Tanya dia dengan mimik wajah kepasrahan.
Lalu dia katakan lagi kepada Tuhan. " MauMu saya tunduk kan, mauMu saya menerima kan takdirMu tanpa kata tapi, tanpa protes dan mauMu saya jalankan kan semua titahMu, shalat, berhijab, dzikir, shaum dan ibadah lainnya. Oke, saya kerjakan semua itu sekarang juga, saya lakukan apa yang diriMu mau," kata dia.
Dari sinilah keesokan harinya dia menghadiri kajian, shalat, berhijab dan belajar agama lebih serius. Hari demi hari, Minggu demi minggu dan bulan demi bulan dia terhanyut, dia larut dengan aktivitas ibadah.
Dan sejak saat itulah dia mulai merasakan ketenangan dari semula yang hidup dipenuhi protes tentang takdir Tuhan.Dia mulai tumbuh cinta kepada Tuhannya.
Itulah kisah nyata seorang perempuan ternama, penyanyi yang sekarang telah merasakan lezat dan manisnya hidup dengan penuh penerimaan soal takdir Tuhan, dia adalah Dewi Sandra.
Dia nyaris bunuh diri karena merasa hidupnya tak dibolehkan bahagia oleh Tuhan, dia nyaris mengakhiri hidupnya karena seperti dipagari tembok raksasa yang menghalangi kebahagiaan.
Dia marahi Tuhan karena tak pernah memenuhi keinginannya, dia protes ke Tuhan karena Tuhan seperti tak menginginkan dia hidup bahagia.
Padahal Tuhan punya cara pandang sendiri, punya skenario indah yang akan menghantarkan dia pada titik kebahagiaan hakiki yaitu perasaan diri sebagai hamba, tentang kelapangan menerima takdirNya dan tentang cara Tuhan menunjukan kebahagiaan yang sebenarnya bukan bahagia semu yang gampang rapuh, mudah tersapu oleh keadaan, gampang terkoyak oleh perasaan.
Dan sekarang dia merasakan rencana Tuhan itu indah, dia menjadi sosok muslimah yang cerita hidupnya banyak dinanti orang. Dewi Sandra, kini menjadi sosok Muslimah yang Solehah, tak pernah risau tentang takdir Tuhan, salah satu takdirnya adalah dia belum diberi keturunan sampai sekarang, tapi dia happy karena sadar bahwa itu takdir Tuhan, situasi yang berbeda dengan beberapa tahun lalu sebelum cahaya Tuhan masuk dan menjadi pelita hidupnya sehingga dia merasa lega, dadanya lapang apa pun takdir Tuhan, sepahit apa pun itu.
Dia tak lagi peduli dengan cibiran atau sekadar pertanyaan mengapa belum punya anak.
"Untuk bisa memberi jalan masuk cahaya memang harus melalui luka, perih karena cuma itu yang membuka jalan cahaya sehingga bisa masuk ke hati manusia," demikian kata Faisal, filosof Muslim yang saat ini sedang naik daun.
Apa yang dialami Dewi Sandra mungkin juga kita pernah mengalami atau sedang mengalami. Berbahagialah mereka yang sedang ada di titik itu karena artinya, jalan untuk masuk cahaya akan terbuka.
4 Mei 2024
Sabtu, Jam 01.56 WIB
Penulis,
Karnoto
Social Footer