Bahasa, diksi dan narasi yang sering nyangkut di kepala kita tentang hubungan kita dengan Allah itu lebih cenderung kepada rasa takut dan soal hukuman. Padahal seharusnya adalah narasi cinta karena Allah juga mendahulukan narasi cinta ketimbang peringatan dan hukuman.
Di Qur;an surat yang Allah kirimkan soal hukuman lebih sedikit ketimbang surat yang menunjukan rasa cinta Allah kepada manusia. Itulah mengapa Allah pasti cemburu ketika rasa cinta kita kepada mahluk atau dunia melebihi rasa cinta kita kepada Allah, pasti Allah cemburu.
Allah lebih menggunakan bahasa cinta daripada bahasa peringatan dan hukuman, Allah lebih suka memakai kata cinta ketimbang kata peringatan. Allah lebih sering menggunakan narasi cinta ketimbang narasi kebencian.
Ditinjau dari aspek Psikologis rasa cinta membuat kita selalu ingin dekat, bergetar kita nama yang kita cintai disebutkan, mau melakukan apa yang diinginkan oleh Dia tanpa beban. Selalu ingin berjumpa dengan yang kita cintai.
Kita juga suka membaca surat - surat, kata- kata dan rangkaian kalimat yang dibuat oleh yang kita cintai. Begitulah seharusnya hubungan kita dengan Allah, cinta yang harusnya mendapat porsi lebih besar ketimbang kecemasan, rasa takut.
Makanya ketika kita mencintai urusan dunia melewati batas pasti akan dipatahkan oleh Allah karena Dia cemburu. Ketika kita terlalu cinta kepada harta sampai melebihi rasa cinta kita kepada Allah maka akan dihanguskan harta kita, akan dipersulit rezeki kita.
Bukan karena Allah benci ke kita melainkan Allah cemburu dan ingin kita kembali ke cinta sejati yaitu Allah SWT.
Ketika rasa cinta kita terhadap suami atau istri melebihi rasa cinta kita kepada Allah maka pasti juga akan dipatahkan karena Allah cemburu agar kita kembali.
Intinya adalah jangan sampai rasa cinta kita terhadap mahluk atau dunia melebihi rasa cinta kita kepada Allah, sebab Allah cemburu. Dan kalau Allah cemburu maka batin, hati dan perasaan kita akan dipatahkan supaya sadar bahwa cinta sejati hanya kepada Allah.
Cinta yang memberikan ketenangan, cinta yang menentramkan, cinta yang meningkatkan kesadaran dan cinta yang membuat mata kita melihat semua menjadi indah. Ini berbeda dengan cinta kita kepada mahluk dan dunia, cintanya menjadikan kita seperti budak, cintanya membuat kegelisahan dan kegundahan, cintanya membuat kita tersiksa. Jadi, sekadarnya saja mencintai mahluk dan dunia.
Karnoto
Social Footer