Sepekan jelang lengser banyak spanduk ucapan terima kasih mantan presiden Jokowi. Isinya ucapan terima kasih kepada Jokowi. Spanduk itu dibuat oleh jejaringnya, bahkan menurut bocor Alus tempo semua dikerahkan mulai kementerian hingga BUMN.
Inilah yang khas dari Jokowi. Rekam jejaknya ada mobil Esemka, mobil siluman yang muncul saat kampanye dirinya tapi sampai sekarang lenyap ditelan bumi.
Mobil Esemka inilah yang menghipnotis sebagian besar masyarakat, jangankan orang biasa, orang terdidik pun terhipnotis. Luar biasa memang ilmu hipnotis Jokowi sampai bisa menyihir klaster terdidik.
Kini, Jokowi pun lengser dan meninggalkan sisa sisa luka yang tidak bisa disembuhkan dengan spanduk ucapan terima kasih karena spanduk itu juga bukan datang dari nurani rakyat.
Dalam konteks opini tidak salah juga Jokowi, karena itulah strategi citra. Tapi sudahlah, Jokowi sudah jadi rakyat biasa dan menyisakan luka salah satunya adalah saya. Beruntung saya punya penangkal hipidan sihirnya sehingga tidak pernah memilih dia.
Ada dua hal dimana kalau dua hal ini hilang dari seorang politisi maka tidak akan punya taring. Dua hal itu adalah pengaruh dan kekuasaan. Apakah Jokowi masih punya pengaruh? Sebab kekuasaan dia sudah tidak miliki lagi. Kalau masih punya pengaruh? Sejauh apa jangkauannya?
Prediksi saya dia akan kesepian karena orang orang yang mendekati mereka sesungguhnya bukan karena fikiran Jokowi tapi kekuasaan Jokowi. Oleh karena relationship didasarkan pada kekuasaan makan lambat Laun akan hilang juga pengaruhnya.
Kalau toh ada, tidak akan setajam dia ketika menjadi Presiden. Itulah mengapa dalam prinsip hidup saya tidak pernah menempatkan kekayaan dan kekuasaan pada urutan pertama dalam pergaulan.
Sepanjang membuat nyaman saya siapapun dia pasti akan saya akrabin bahkan lebih daripada teman atau sahabat, bagaimana pun kondisi orang itu. Sebaliknya, ketika tidak membuat nyaman maka pasti saya hanya sekadarnya saja, tidak lebih daripada itu.
Kasus Jokowi menjadi pembelajaran kita sekaligus menyadarkan kita bahwa manusia tetaplah manusia yang hidupnya tidak akan ideal.
Social Footer