Ada masa di mana kita lelah, ada masa di mana kita kalah, dan ada juga masa di mana kita terlihat paya dan ada kalanya kita terlihat gagah.
Namun, apa semua itu membuat kita harus menyerah? Lelah boleh tapi tidak boleh menyerah. Bukankah Allah yang menjanjikan selalu adanya hal mudah setelah melewati sesuatu yang susah.
Semakin tenang sikap kita, semakin jernih pikiran kita. Bergeraklah dengan strategi, bukan dengan emosi. Pelan tak masalah yang penting tahu arah daripada cepat tapi tersesat.
Pilih dan pulih bersama Allah, jangan hancur apalagi lebur walaupun kulit kita perih seperti tersayat kulit bambu. Bahkan terkadang keluar darah segar, tapi itulah cara Allah membuat kita tegar.
Kamu tahu sebesar apa cinta Allah kepada seorang hamba? Kalian tahu setulus apa cintanya Allah kepada kita. Asal tahu saja bahwa cinta Allah itu melebihi cinta kita kepada Dia.
Allah tahu kita sering bikin kecewa, Allah tahu kita suka berdusta, Allah tahu kita sering menunda tapi Allah tetap setia dan selalu menunggu kita.
Tanpa bosan Allah menunggu kita bersandar, tanpa jenuh Allah bangkitkan kita disaat tersungkur. Kita mesti sadar, sesadar sadarnya meski ada luka, rasa perih yang menggores batin kita.
itu adalah pintu masuk cahaya ke dalam jiwa kita. Hanya dengan luka pintu jiwa kita terbuka, hanya dengan perih jendela hati kita terbuka dan hanya dengan lara jendela batin kita terbuka.
Bukankah kita akan merasakan kenikmatan shalat dan doa yang luar biasa manakala hati kita retak? Apa rasanya ketika berdoa dan shalat saat batin luka? Terasa lebih nikmat bukan?
Bukankah Allah telah berbisik ke telinga kita dengan suara lembutNya. Wahai hamba ku pegang ini, jika sesuatu itu memang ditakdirkan untukmu, maka pasti akan sampai kepadamu, seberat apapun bebannya, serumit apapun jalannya, pasti sampai.
Sebaliknya, jika sesuatu itu tidak ditakdirkan untukmu maka tidak akan pernah sampai, sekuat apapun tenaga kamu, semulus apapun jalannya, tidak akan pernah sampai.
Penulis,
Karnoto | Founder anaberita.com
Social Footer