Hari Ini Mesra,Besok Musuh
#SerialPolitik
Pilkada Serentak 2024 boleh dibilang selesai secara politik dengan hasil quick count. Meski secara resmi dan administratif menunggu KPUD. Mereka yang lagi beruntung tentu saja sudah merayakan "lebaran".
Ekspresi tentu saja dibolehkan dengan beragam mimik dan narasi. Ada yang mengekspresikan emosi partai, suku, agama dan kedekatan lainnya.
Tapi karena arena politik tentu saja harus melihat agak jauh supaya kita bisa melihat samping kanan, kiri dan depan belakang. Artinya, kemesraan yang didapatkan sekarang bisa saja jadi permusuhan dikemudian hari.
Dan ini sudah sering terjadi bahkan rutin pada setiap momen politik, terutama pilkada dan pilpres. Bahkan sketsa permainan mungkin saja sudah terlintas sebelum mereka dilantik.
Berbagai macam skenario dan asumsi pun mulai terdengar dari bisik -bisik tetangga. Tidak perlu heran juga memang culture politik begitu, apalagi politik sekarang yang cenderung feodal.
Bagi yang lagi punya pengaruh dan kuasa maka akan lebih leluasa karena infrastrukturnya lengkap, baik infrastruktur yang terlihat maupun hanya berupa bayang - bayang.
Kembali ke tema kali ini, hari ini mesra besok bermusuhan. Memang mustahil sebuah sekutu (meminjam istilah Prabowo Subianto) akan mesra selamanya atau berlawanan selamanya.
Mungkin hari ini ada dua calon mesra, besok bisa jadi saling intip, saling curiga dan saling adu pengaruh dan itu normal saja dalam politik, memang karakter politik begitu kok.
Coba kita lihat fenomena politik sekarang, dulu mereka mesra dan membela mati-matian, tapi sekarang saling serang. Rawe-rawe rantas malang - malang Putung, begitu falsafah Ronggolawe dalam kisah Kerajaan Singosari.
Artinya, siapa saja yang menghalangi maka akan disikat. Dan falsalah ini sepertinya menjadi pegangan politik sekarang. Jadi kesimpulannya adalah mereka mesti sering bernyanyi "kemesraan ini janganlah cepat berlalu".
Sementara bagi para calon yang belum beruntung juga sama. Hari ini mereka kalah tapi kedepan bisa jadi menjadi sekutu mereka yang menang saat ini dan normal saja dalam politik.
Jadi, kemesraan para calon yang menang boleh jadi kedepan mereka saling menjatuhkan talak tiga dan bercerai. Lagi -lagi ini normal dalam politik.
Makanya tidak usah berlebihan merespon kemenangan dan kekalahan. Karena bisa saja kedepan mereka yang ada di seberang akan putar arah saling mesra. Biasa saja!
Penulis,
Karnoto
Social Footer