Breaking News

#17TahunMenikah [Bagian-4] Menjawab Soal-Soal Ujian dari Tuhan


 
#17TahunMenikah [Bagian-4]
Menjawab Soal-Soal Ujian dari Tuhan

Keridhoan dan keikhlasan menerima takdir Allah ini menjadi pintu masuk dan kunci utama kita bisa menyelesaikan soal - soal ujian kehidupan rumah tangga.

Penulis: Karnoto | Foto: dok.pribadi

Suatu hari Siti Hawa cemburu ke Nabi Adam karena pulang larut malam. Coba Anda bayangkan, Hawa kan tahu kalau dia perempuan satu - satunya di muka bumi kenapa  dia mesti cemburu? Anda bayangkan kalau ada di posisi Nabi Adam, pasti bingung !Ha ha ha ha ha ha

Pada cerita lain, Fatimah kebingungan karena Husen, anaknya sekaligus cucu Rasulullah belum kebeli pakaian baru untuk Lebaran. Fatimah hanya mengatakan pakaian barunya masih di tukang jahit padahal sebenarnya dia tidak sedang menjahit pakaian.

Disegmen kisah lain, ada Asiah, istri Raja Fir'aun yang masuk surga kendati suaminya seorang Raja bengis, sombong sampai mengaku Tuhan. 

Ada lagi kisah ketidakharmonisan hubungan keluarga kakak adik Nabi Yusuf sehingga saudaranya melakukan kefatalan dengan memasukan Yusuf ke sumur.

Ada segmen soal pertemuan cinta suci, proses pernikahan Yusuf dengan Zulaikha yang dramatik, melelahkan karena cukup panjang mereka akhirnya disatukan oleh Allah dan selama proses itu Zulaikha menahan perih sampai akhirnya dia jodohkan Allah setelah merubah konsep cintanya. 

Sepenggal kisah di atas adalah deretan soal - soal ujian yang diberikan Allah kepada mereka, orang - orang dengan level iman yang luar biasa. Tentu masih banyak cerita - cerita bagaimana orang - orang soleh dan solehah menjawab soal - soal ujian dari Allah SWT.

Keluarga saya, Anda dan siapa pun pasti akan diberi soal - soal ujian. Terkadang ujian itu sesuai yang kita prediksi dan pelajari terkadang juga soal ujiannya di luar perkiraan dan jauh dari lintasan fikiran kita, tiba - tiba soal ujian itu datang, breg...!

Terkadang datang dari pasangan kita, anak kita, dari harta, orangtua kita, mertua kita, saudara kita, tetangga kita, teman kita, sahabat kita, macam - macam prantaranya yang intinya adalah sama itu adalah soal ujian.

Sependek sepengetahuan saya, selama 17 tahun menikah pun telah banyak soal - soal ujian yang datang dan sampai sekarang juga masih dikasih soal ujian, bahkan seringnya soal ujian itu datang tiba-tiba dan di luar perkiraan.

Terbayangkan, kita dikasih soal ujian yang berat dan itu di luar prediksi kita. Kalau kita tidak segera merubah konsep hidup maka pasti sempoyongan bahkan sebagian ada yang tenggelam bersamaaan dengan soal soal ujian itu.

Dari sinilah saya belajar untuk merubah konsep keluarga yaitu kesadaran kolektif diantara kami bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semua atas kendali Tuhan termasuk soal ujian dan cara menjawabnya.

Saya bilang ke istri, setop mengoreksi suami, setop mengoreksi anak anak. Koreksi dulu diri kita masing - masing sudahkan kita ikhlas dan lapang dada menerima setiap takdir Tuhan? Kalau belum, belajarlah untuk yang satu ini.

Sebab, keridhoan dan keikhlasan menerima takdir Allah ini menjadi pintu masuk untuk menemukan kunci jawaban sehingga bisa menyelesaikan soal - soal ujian dari Tuhan. Yang lega, yang ridho, yang ikhlas dan yang tenang menerima setiap takdir Tuhan baru kita akan mendapatkan kunci jawabannya. 

Semudah apapun soal yang diberikan Tuhan kepada kita, tapi kalau hati kita masih mengganjal apalagi protes dengan takdir Tuhan maka dijamin tidak akan bisa menemukan jawabannya. Yang ada keluh kesah, protes dan hanyut terbawa arus fikiran dan perasaan sendiri yang akan semakin menambah penderitaan.

Sebaliknya seberat apa pun soal ujian tapi kalau kita menerima dengan ikhlas, tulus, ridho sampai tidak ada yang mengganjal soal takdir Tuhan untuk kita maka pasti kita bisa menjawab soal - soal ujian itu dengan tenang. Bukankah soal ujian itu datang dari Tuhan? 

Maka Dia pasti punya jawabannya, Dia pasti tahu kuncinya tinggal kita baik - baik ke Dia, jangan protes Dia apalagi pundung ke Dia itu akan semakin menyulitkan kita menjawab soal ujian itu. 

Kami belajar tenang untuk tidak protes dengan takdir Tuhan, apa pun itu. Kami belajar menerima ikhlas, ridho dan totalitas ketika takdir itu datang dan Alhamdulilllah pengalaman kami konsep inilah yang pada akhirnya bisa membuat kami tenang dalam menjawab soal - soal ujian. **

Type and hit Enter to search

Close