Jangan biarkan lintasan keputusasaan menylinap didalam relung hati kita apalagi sampai bersemayam didalam hati sanubari kita, sebab kalau lintasan tersebut sampai menyelinap bahkan kita biarakan bersemayan maka kita akan dibuat olehnya menjadi manusia yang kerdil.
Proses kebiasaan seseorang semua bermula dari lewatnya sebuah lintasan yang masuk kemudian kita endap dalam otak kita lalu menjelma menjadi sebuah ide atau gagasan sampai kepada bentuk gerak fisik, kalau gerakan fisik tersebut kita lakukan terus berulang – ulang maka akan menjadi suatu kebiasaan dan kebiasaan tersebut akan menjadi sebuah karakter, demikian nasehat dari Ibnu Qoyim Al Jauziah dalam bukunya Taman – taman orang jatuh cinta.
Hidup kita tidak bisa lepas dari adanya lintasan – lintasan tersebut, entah lintasan itu buruk atau baik, dosa atau pahala. Persoalannya adalah bukan dilintasan itu akan tetapi user atau manusia itu sendiri, sampai sejauhmana mampu menstop lintasan buruk dan sejauhmana mengembangkan lintasan yang baik.
Setiap manusia diberikan oleh Allah SWT dua potensi yaitu potensi kebaikan dan keburukan, tinggal kita sendiri mau mengembangkan potensi yang mana..?. Namun begitu, kita sebagai ummat yang beragama apatah lagi sebagai aktivis yang sejak awal ingin dan sudah berkomitmen untuk hidup dalam bingkai ridho Illahi sudah seyogyanya untuk bisa mengentikan lintasan buruh dan mengembangkan lintasan yang positif.
Setiap lintasan fikiran berawal dari pantulan apa yang kita lihat, apa yang kita dengar dan apa yang kita fikirkan. Ketiga hal itulah yang memunculkan lintasan dalam benak fikiran kita. Oleh karena hati – hatilah dengan penglihatan, pendengaran dan pemikiran kita.
Jika kita selalu mengkonsumsi pandangan kita dengan kemaksiatan dan keburukan, maka otak kitapun akan bekerja untuk kemaksiatan dan keburukan tersebut. Jika kita suka mengkonsumsi pendengaran yang ‘bising” yang menjauhkan kita akan mengingat Allah maka otak kitapun akan bekerja untuk hal itu. Allah selalu mengingatkan kita untuk hati – hati dalam menggunakan penglihatan, pendengaran dan pemikiran kita.
Keruhnya aktivitas kita tidak dapat dilepaskan dari kekeruhan lintasan kita, maka dari itu janganlah lintasan buruk itu kita manja dan kita timang – timang, jika dalam otak kita muncul kelebatan lintasan fikiran yang negatif segeralah beristighfar dan mohon ampunan Allah serta buanglah jauh – jauh lintasan tersebut,
tapi jika kita mendapatkan lintasan yang baik, maka janganlah lintasan tersebut berlalu begitu saja, endapkanlah dan olahlah menjadi sebuah ide atau gagasan yang nantinya diaplikasikan dalam bentuk aktivitas fisik, karena lintasan yang mampir di alam fikiran kita pada hakikatnya adalah karunia dari Allah Azza Wajalla. Dan sebagai wujud syukur kita maka harus kita kelola lintasan tersebut agar lebih bermanfaat untuk orang lain.
Teknik bagaimana mengelola lintasan fikiran yang baik adalah coba merenung sejenak lintasan tersebut, lalu coba belajar menulis lintasan fikiran tersebut kedalam catatan atau tulisan, kenapa demikian.?
Kita harus ingat akan keterbatasan daya ingat kita, alangkah sayangnya ketika kita mendapatkan lintasan fikiran yang baik lalu hanya kita simpan dalam memoeri otak kita, hampir dipastikan kita akan lupa. Kelupaan tersebut lebih disebabkan karena saking banyaknya file atau dokumen yang tersimpan didalam memori otak kita.
Disana ada dokumen keluarga kita, ada persoalan yang menyangkut pekerjaan kita, aktivitas kita atau bahkan persoalan dakwah yang ada di tengah – tengah kita, cukup banyak memang sehingga mencatat sebuah lintasan adalah sebuah keharusan bagi yang menginginkan lintasan fikiran tersebut lebih bermakna dan bermanfaat untuk orang lain.
Ketika kita merenungi dan mencatat lintasan fikiran yang lewat dalam otak kita, langkah selanjutnya adalah mencoba membuat sketsa atau outline lintasan yang sudah kita catat, sampai kemudian kepada persoalan teknis.
Pekerjaan ini kelihatan mudah memang, tapi yakinlah bagi sesorang yang belum terbiasa itu akan menjadi sulit untuk dilakukan, sesuatu itu bisa karena terbiasa.Pengelolaan lintasan fikiran yang positif harus sering kita lakukan agar karunia Allah SWt teresebut tidak sia – sia.
Coba kita ingat kembali beberapa waktu yang lalu, berapa lintasan fikiran yang baik berlalu begitu saja tanpa arti apa – apa, andaikan saja lintasan itu mampu kita kelola dengan baik Insya Allah akan lebih bermakna untuk orang lain.
Ayo lah mulai saat ini juga kita simpan lintasan fikiran yang baik kedalam sebuah catatan, kita juga harus mengasihani otak kita yang sudah penuh dengan memori persoalan hidup dunia yang begitu njelimet alias rumit. Insya Allah kita akan mampu melakukan itu selama dalam diri kita masih ada kemauan dan berusaha dengan sungguh – sungguh pasti ada jalan keluar.
Social Footer